KRI Pulau Rangsang (727) merupakan kapal
perang tentera laut Indonesia jenis kapal penyapu periuk
api yang sentiasa bersedia mempertahankan negara pulau Indonesia.
Kapal KRI
Pulau Rangsang milik Indonesia merupakan kapal jenis kapal penyapu periuk
api kelas Pulau Rote / 'Kondor II'. KRI Pulau Rangsang memenuhi keperluan
Indonesia dan berperanan mempertahankan Indonesia dari kapal-kapal musuh.
KRI Pulau Rangsang merupakan bekas kapal penyapu periuk api Jerman Timur
yang dibina pada 1972 dan dijual pada tahun 1992, kebanyakannya untuk tugasan
meronda. Kesemua kapal tersebut mengekalkan peralatan menyapu periuk api mekanikal.
Kesemua kapal kelas ini dihantar melalui kapal lain pada tahun 1993.
Kapal lain dalam kelas yang sama adalah KRI
Pulau Rote, KRI Pulau Raas, KRI
Pulau Romang, KRI Pulau Rimau, KRI
Pulau Rondo, KRI Pulau Rusa, KRI Pulau Rangsang,
KRI
Pulau Raibu, dan KRI Pulau Rempang
KRI Pulau Rangsang mempunyai 30 orang anak kapal. KRI Pulau Rangsang
dilengkapi untuk misi memasang dan membersihkan perik api dan juga bagi tugas
rondaan.
Kapal KRI Pulau Rangsang sepanjang 56.62 x 7.78 x 2.46 meter/ (185.8 x 25.5
x 8.1 kaki) mempunyai kelajuan beroperasi 18 knot. KRI Pulau Rangsang mempunyai
seseran 479 tan penuh.
Rekabentuk kapal membenarkan tatarajahnya ditukar bagi menerima pelbagai
sistem persenjataan dan pengesan untuk memenuhi keperluan operasi yang
berkembang bagi angkatan tentera Indonesia.
-KRI Pulau Rangsang memiliki 3 laras mesingan 25 mm
berkembar. Ia menawarkan pertahanan udara jarak-dekat terhadap pesawat sayap
kekal dan pesawat sayap berputar
-KRI Pulau Rangsang dilengkapi dengan sistem sonar
MG-11/Tamir-II bagi mengesan kapal selam dan periuk api bawah air.
-Kapal KRI Pulau Rangsang mempunyai dua enjin disel yang
menghasilkan 8,260 bhp secara berterusan dengan dua gandar "shaft".
Ia mampu beroperasi secara berterusan pada kelajuan 28.1 batu nautikal.
Repowering
KRI Pulau Rangsang 727
akarta, -- Kepala
Dinas Material Angkatan Laut (Kadismatal) Laksamana Pertama TNI Sugianto
Suwardi melakukan peninjauan ke salah satu unsur Kapal Republik Indonesia (KRI)
yang berada di bawah jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) yakni
KRI Pulau Rangsang-727 setelah dilaksnakan repowering di Dermaga Tanjung Priok,
Jakarta Utara, Rabu (18/1).
Peninjauan Kadismatal ke Kapal Perang
yang sehari –hari di bawah pembinaan Satuan Kapal Ranjau (Satran) Koarmabar
tersebut setelah dilaksanakan Repowering terhadap kapal perang dengan
spesifikasi panjang berukuran 56,7 meter dengan lebar 7,8 yang dilengkapi
dengan persenjataan Meriam 37 mm .
Kadismatal Laksamana Pertama TNI Sugianto Suwardi dalam kesempatan peninjauan tersebut mengatakan, kemampuan kekuatan TNI AL di tandai dengan kemampuan Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) dengan KRI sebagai salah satu unsur pembentuknya.
Lebih lanjut dikatakan Saat ini ada beberapa KRI telah berusia tua dengan permesinan yang mengalami penurunan kemampuan. Dan dengan pertimbangan mengingat proses pengadan KRI memerlukan waktu dan biaya yang besar , perlu dilakukan upaya-upaya yang dapat dilaksanakan untuk mempertahankan kesiapan teknis KRI. Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan adalah melaksanakan Repowering.
Kadismatal Laksamana Pertama TNI Sugianto Suwardi dalam kesempatan peninjauan tersebut mengatakan, kemampuan kekuatan TNI AL di tandai dengan kemampuan Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) dengan KRI sebagai salah satu unsur pembentuknya.
Lebih lanjut dikatakan Saat ini ada beberapa KRI telah berusia tua dengan permesinan yang mengalami penurunan kemampuan. Dan dengan pertimbangan mengingat proses pengadan KRI memerlukan waktu dan biaya yang besar , perlu dilakukan upaya-upaya yang dapat dilaksanakan untuk mempertahankan kesiapan teknis KRI. Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan adalah melaksanakan Repowering.

Lebih lanjut Kadismatal mengatakan, Dinas Material Angkatan laut telah melaksanakan kegiatan Repowering KRI Pulau Rangsang-727 diantaranya paket kegiatan pengadaan motor pokok gear box dan sistem kontrol, perbaikan DG dan MSB, pengadaan cat bawah garis air dan zink anoda, perawatan bawah garis air, pemadangan MPK dan gear box baru.
Selain itu Kadismatal menambahkan kegiatan yang dilaksnakan di bidang perbaikan diantaranya perbaikan system air laut, perbaikan bangunan atas air, perbaikan system pendingin, perbaikan system akomodasi/ruangan-ruangan, pengadaan alat bahari, perbaikan kompresor berikut system, perbaikan dan pengadaan alat keselamatan, perbaikan dewi-dewi skoci dan memanfaatkan dan memberdayakan Fasilitas Pemeliharaan Perbaikan (Fasharkan) Jakarta dengan beberapa kegiatan sesuai dengan kemapuan dan fasilitas yang dimiliki.
Kadismatal Laksamana Pertama TNI Sugianto Suwardi lebih lanjut mengatakan kegiatan Repowering merupakan kegiatan memerlukan proses perencanaan yang teliti, rinci dan lengkap dan tepat waktu dengan hasil baik. Selain itu dibutuhkan kerjasama yang baik diantara semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Repowering KRI Pulau Rangsang-727.
Kunjungan Kadismatal ke KRI Pulau Rangsang-727 didampingi Asisten Logistik Aslog Pangarmabar Kolonel Laut (T) Dani Achdani, S.Sos., S.E., M.A.P, Kepala Dinas Pemeliharaan Kapal (Kadisharkap) Armabar Kolonel Laut (T) Puguh Santoso, Kasatharmatbar Kolonel Laut (T) I Wayan Wetha, Kafasharkan Lantamal III Jakarta Kolonel Laut (T) Mugiono, Kasubdismatkapur Disimatal Kolonel Laut (T) A. Hari Supriyanto dan Komandan KRI Pulau Rangsang-727 Mayor Laut (P) Agus Darmawan.
Dansatkatarmabar Periksa KRI Pulau Rangsang-727

JAKARTA (Pos Kota) –
Komandan Satuan Kapal Cepat (Dansatkat) Komando Armada RI Kawasan Barat
(Koarmabar) Kolonel Laut (P) Denih Hendrata selaku Pejabat Sementara
(PJS) Komandan Satuan Kapal Ranjau (Dansatran) Koarmabar di dampingi Komandan
KRI PRG-727 Mayor Laut (P) Agus Dharmawan melaksanakan pemeriksaan kesiapan KRI
Pulau Rangsang (KRI PRG-727) di Dermaga Fasharkan Mentigi, Tanjung Uban.
Pada kesempatan
tersebut Komandan Satkatarmabar mengatakan, pemeriksaan tersebut bertujuan
untuk melihat secara langsung kesiapan peralatan yang dimiliki KRI PRG-727
apakah sudah sesuai dengan fungsi asasinya dalam menunjang operasi-operasi
untuk memenuhi kesiapan operasi dan latihan yang digelar Koarmabar maupun
latihan yang bekerjasama dengan kapal-kapal tempur sejenis dengan Angkatan Laut
negara-negara tetangga.
Selanjutnya Komandan
Satkatarmabar mengatakan, dengan demikian maka diharapkan KRI Pulau
Rangsang-727 dapat mampu mengemban tugas-tugas dimasa mendatang sesuai dengan
fungsi asasi yang dimilikinya, kemampuan tempur KRI Pulau Rangsang-727 yang
merupakan salah satu unsur jajaran Satuan Kapal Ranjau dibawah tanggung jawab
Koarmabar ini harus senantiasa siap teruji dangan baik.
Lebih lanjut Komandan
Satkatarmabar menegaskan agar KRI Pulau Rangsang- 727 tidak hanya
menitikberatkan kepada perawatan Kapal saja tetapi juga operasional peralatan
harus sesuai prosedur pengoperasian dengan demikian bila kemampuan pengawakan
peralatan tercapai maka unsur-unsur Satranarmabar tersebut setiap saat dapat
dioperasionalkan guna mendukung operasi dan latihan yang digelar Koarmabar.
KRI Pulau Rangsang Selamatkan Penyu dari Perairan Lagoi
Anggota TNI AL yang bertugas di KRI
Pulau Rangsang menyelamatkan seekor penyu hijau dengan panjang 88 centimeter
dan lebar 65 centimeter yang diperkirakan berbobot lebih dari 100 kilogram dari
perairan kawasan pariwisata Lagoi, Sabtu (6/10/2012) lalu.
Mayor Laut (P) Niko Oktoria,
komandan KRI Pulau Rangsang yang bernomor lambung 727, mengatakan, saat
berpatroli di sekitar perairan depan kawasan Pariwisata Lagoi, anggota
memberitahukan ada benda yang terapung, sehingga kapal berusaha mendekatinya,
setelah dicek ternyata benda tersebut adalah seekor penyu.
Saat berusaha didekati kata
Iskandar, penyu tersebut masih berusaha menjauh, namun sudah tidak bisa lagi
masuk dalam perairan. Karena kondisi seperti itu, sejumlah anggota mencoba
turun dan menangkap penyu tersebut. Setelah ditangkap dan dicek ternyata bagian
punggung penyu sudah mengalami luka.
"Kemungkinan karena luka,
sehingga penyu itu sudah tidak kuat lagi untuk berenang," ujanya, Rabu
(10/10/2012).
Adi Aldo dari Dinas Peternakan
Bintan, yang turun ke lapangan, kepada batamtoday mengatakan kondisi penyu
memang sudah lemah karena mengalami luka di bagian punggungnya. Untuk
memberikan pertolongan sementara untuk keselamatan penyu tersebut sudah
disuntik antibiotik agar lukanya cepat pulih.
Sementara itu, Dahlia Zulfa selaku
Camat Bintan utara mengatakan pihak pemerintah merencanakan akan segera
menyelamatkan penyu tersebut, dimana rencananya pada Kamis (11/10/2012) besok,
penyu tersebut akan dipindahkan dari KRI Pulau Rangsang ke restoran Run Teja untuk
mempermudah dilakukan pengobatan.
PERBAIKAN
DOCKING KRI PULAU RANGSANG
Komandan Satuan Kapal Ranjau
Komando Armada RI Kawasan Barat (Dansatrankoarmabar) Kolonel Laut (P)
Heribertus Yudho Warsono, melaksanakan pemeriksaan kesiapan KRI Pulau
Rangsang-727 dalam rangka Repowering, di dermaga Dok Koja Bahari, Tanjung
Priok Jakarta, Baru-baru ini.
KRI Pulau Rangsang 727 dengan
Komandan Mayor laut (P) Agus Darmawan, sebagai salah satu unsur kapal perang di
jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat yang sehari-hari dibawah pembinaan
Satuan Kapal Ranjau (Satrankoarmabar ) merupakan jenis kapal penyapu ranjau,
type Condor.
Menueurt Komandan Satuan Kapal
Ranjau Kolonel Laut (P) Heribertus Yudho Warsono, Kapal perang yang
dibuat Tahun pembuatan 1973 di galangan Somerda Wolgast Jerman Timur, dengan
spesifikasi panjang 56,73 m, lebar 7,80m, memiliki berat gross ton 458,25 ton,
draft max 2,48m, tinggi max 16,75m, kapasitas Tk BB 60.000liter
memperkuat TNI AL pada tahun 1995.
Dalam rangka meningkatkan
kemampuan operasi dan memperjang daur operasi, dilaksanakan kegiatan
pemeliharaan dan perbaikan KRI Pulau Rangsang- 727 dengan melaksanakan
penggantian mesin (direpowering) agar dapat meningkatkan kemampuan untuk
berlayar dengan kecepatan maksimum sampai dengan 18 knot. Dengan kemampuan
jelajah ekonomis sampai dengan kecepatan 12 knots.
Demikian pula dengan kondisi
secara fisik unsur kapal perang tersebut dilaksnakan perbaikan/pemeliharaan
pekerjaan replating (pembaruan bagian pelat lambung kapal), perbaruan interior
kapal dan perbaikan pendukung lainnya . Hal ini sangat tepat untuk memudahkan
PMS (plan maintenance system) untuk menjaga lifetime dari kapal, kata Komandan
Satranarmabar.